Darti Isyanti/ke-18 : Diksi sebagai seni bahasa
Penulis: Darti Isyanti
Judul : Diksi sebagai seni bahasa
Resume ke-18
Tanggal 4 Agustus 2023
Nara sumber : Maysaroh, M.Pd
Moderator : Widya arema dan Kak mut
Assalamualaikjum Wr. Wb
malam ini kembali kuliah bersama Ibu Maesaroh, Mpd. dari kata pembuka moderator sangat mempesona dan penuk dengan untaian kata indah. Biodata ibu Maesaroh, M.Pd adalah seorang guru SMPN 1 Lebak gedong, Kabupaten Lebak .
We are in one screen berlari dari bangku cemas menggedor ribuan ilmu sebagai resep yang menyempurnakan koefisien aksara agar serupa mawar di tengah gulma. Diksi sebagai Seni Bahasa semoga menjadi cemilan menawan di pembuka malam yang elegan. Semoga pertemuan ini adalah awal tegukan yang manis, mengawali cerita di layar kaca, menyusun kepingan kata, dan diseduh dengan rasa bahagia untuk terus belajar berprosa.
Agar tak seperti deret aritmatika null or constant. Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa? Sebab banyak keindahan dari sebuah kata menjadi prosa yang melampaui bayu di udara. Diksi bak irama tanpa aroma, menjadi senyawa indah mempesona melengkapi rumpun kata dengan sejuta makna.
Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.
Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics – salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.
William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.
Trik jitu memilih diksi
1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya. Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi
2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.
Contoh:
Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan
3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.
Contoh:
Remah-remah kata terucap semanis karamel, Arsenik bual manja layaknya cuka apel. Meski diam terbungkam tetap asam dan asin bak menelan Botulinum Toxin
4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya. Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.
Contoh
Derit daun pintu mencekik udara di tengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu pernah kutinggali sebagai pijar luka yang menganga
5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.
Contoh
Aku padamu seperti angin yang berlalu begitu saja, kini yang kupunya hanya melupa atas lara dari sajak jingga yang cedera. Yang paling sulit dari menulis adalah memulai dari kata pertama/ awal paragraf. Dalam kesulitan itu, mari kita buat sederhana dengan melibatkan ke 5 panca indra yang ada di tubuh kita. Yakin masih sulit? Yakin tidak bisa berdiksi?
Yuk ganti kata itu menjadi Yakin saya mudah melahirkan tulisan, Yakin tulisan saya sangat indah untuk dibaca.
Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh, nama saya Darti isyanti dari jakarta utara. kak mut, kadang dalam memilih kata sangat kaku dan membutuhkan waktu lama utk membangun rasa. Apa tip dan trik nya agar pandai memilih kata di dunia maya dan dunia nyata. Kadang kalau jadi MC... Kata yg dipilih jadi ambyar kalau tidak di catat dan dibaca baik baik. Terima kasih kak
Terimakasih pertanyaanya Nyonya Darti🥰
Betul memang, bagi pemula tehnik memilih kata acap kali tidak mudah. Nah bagaimana mensiasatinya?
Saya pribadi suka menyisipkan waktu tertentu untuk menulis. Di waktu yang dirasa nyaman, akan membuat kita mampu menulis dengan lancar seperti air menuju muara.
Assalamualaikum bunda Narsum dan moderator yg kece
Saya patonah nama pena fannieradjib
Mohon izin bertanya
1. Bagaimana cara membangun kepercayaan diri dengan puisi karya sendiri kadang saya merasa masih banyak kekeliruan dalam menuangkan diksi
2 . Untuk terciptanya karya puisi yang bagus apakah ada ketentuan dengan baitnya bun??.
Terimksh
1. Cara membangun kepercayaan diri adalah dengan gemar menulis. Menulis setiap ada mood yang baik, akan meningkatkan kepercayaan diri di level yang tinggi.
2.Puisi itu adalah karya sastra dengan bermacam genre. Bait dalam puisi itu bergantung genre yang kita buat. Namun, apabila kita menguasai Diksi dengan baik, tentu genre puisi apapun akan terlahir dengan indah.
Terimakasih bu maesaroh atas kebersamaan dan ilmu ibu. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Mantap,,
BalasHapusSip👍
BalasHapuskeren
BalasHapusMantul bunda....
BalasHapus