Darti Isyanti ke 25 : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah


 Penulis: Darti Isyanti

Judul     : Menulis buku dari karya ilmiah

Resume ke-25

Gelombang -29

Tanggal 21  Agustus  2023

Nara Sumber :  Eko Daryono, S.Pd 

Moderator : Bambang Purwanto, S.kom.,Gr




Assalamualaikum warohmatullahi Wabarokatuh.

Malam ini kembali menuntut ilmu di malam ke- 25 bersama nara sumber Bapak  Eko Daryono, S.Pd dan  Moderator   bapak Bambang Purwanto, S.kom.,Gr yang akan membahas mengenai Menulis buku dari karya ilmiah.

Salam sejahtera untuk semua

Salam Literasi

Senang dan bahagia malam ini kita bersama-sama akan belajar kembali di kelas yang kita cintai ini. Pastikan kondisi di mana pun tempat bapak-ibu guru hebat dalam keadaan nyaman. 

Berikan senyuman untuk seisi rumah agar kegiatan malam ini bisa berjalan lancar. Siapkan minuman yang menghangatkan malam ini dan sediakan cemilan ringan yang bisa menemani bapak-ibu untuk belajar bersama Bapak Eko Daryono.

Terima kasih kami ucapkan untuk Omjay dan Tim atas kepercayaan untuk saya, Mr. Bams menemani Bapak Eko dengan tema yang luar biasa yaitu :

Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Kegiatan malam ini kita bagi menjadi beberapa bagian :

1. Materi dari narasumber

2. Tanya jawab

3. Penutup

 Ijinkan saya Bambang biasa dipanggil Mr. Bams menjadi moderator malam ini. Saya seorang guru informatika SMP TARUNA BAKTI Bandung.  Web pribadi penamrbams.id

 Apa itu Karya Tulis Ilmiah? Perka LIPI No 2/2014 bahwa: “Karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah". Apa sajakah yang termasuk dalam KTI Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku.


Mengacu penjenisan tsb ternyata tak semua KTI itu berupa buku. Secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi memang berwujud buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.  Bagaimana struktur penulisan KTI pada umumnya Umumnya KTI tersusun atas bab-bab dengan penomoran yang struktural sesuai dengan jenis KTI serta institusinya. contoh umum yang mungkin sudah banyak dilihat badan sistematika berikut:




Perbedaan KTI dan KTI yang menjadi buku:








Buku hasil konversi dari KTI bisa di ISNB-kan sedangkan KTI yang langsung di buat buku tanpa konversi (atau mentah KTI lgs diterbitkan) umumnya QRCBN.  Bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku.  Langkah Pertama : Memodifikasi Judul. Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi ini seperti judul buku-buku lain harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif. Contoh sederhana dari KTI saya sendiri.





 Langkah Kedua : Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

 KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas. Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA namun lebih menarik jika diambilkan dari intisari Bab I, misalnya fenomena yang terkait dengan inti buku

 Secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang

Modifikasi Bab II

Bab 2 dapat dibagi menjadi beberapa bab dalam buku dengan cara mensplitnya sehingga setiap bab mengandung satu aspek pembahasan

 Modifikasi Bab III

Bab III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua paragraph dan dimasukkan pada bab IV di bagian awal











Sekedar contoh untuk meringkas. Apakah narasi di atas baku? Tentu tidak. Maksudnya bab 3 memang bisa benar-benar tidak tampak lagi dalam buku hasil konversi KTI

 Modifikasi Bab IV

 Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Biasanya Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV, namun sekali lagi tergantung pada penulis 

Modifikasi Bab V

 Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Substansi isinya sesuai dengan fenomena yang diangkat tanpa adanya prasaran.


Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau hasil olah data. Adapun data-data yang menyangkut privacy tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai siswa lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya dibuat kode-kode atau dibuat tabulasi.

 Bolehkah laporan KTI apa adanya langsung dijadikan buku?

Sah-sah saja penulis langsung menerbitkan KTI-nya menjadi model seperti buku (tapi bukan buku). Hanya saja buku semacam ini sulit untuk memperoleh ISBN. terlebih saat ini penerbitan ISBN begitu selektif

Secara persepsi pembaca yang akan menilai kelayakannya. Nilai jual KTI yang langsung dibukukan tanpa dikonversi tentu akan berbeda dengan yang memang dikonversi jadi buku

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku 

Pertama, keaslian laporan hasil penelitian

Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak.

Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan

Keempat, modifikasi bahasa buku

Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 

Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku. 

Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN (optional)

Sekedar berbagi pengalaman dari kegiatan mengeditori ribuan buku khususnya yang berbentuk karya tulis ilmiah.

Banyak sekali pemilik naskah yang takut kehilangan naskah asli dari karya ilmiah yang dikonversi

Realitasnya memang membuat buku dari karya tulis ilmiah seolah melahirkan buku baru. terlebih jika buku tersebut hendak di ISBN kan.

 silahkan bagi yang bertanya 088809405468

 Pernah ada karya ilmiah dari peserta KBMN-28 yang diajukan ISBN dengan judul buku Belajar Teks Procedur dengan Media Resep Masakan. Setelah diajukan ISBN ternyata yang disuruh mengeksplor justru resep masakannya

Terima kasih atas atensinya, jika ada pertanyaan silahkan. Jika ada yang membutuhkan jawaban detail bisa saya layani setelah kegiatan malam ini.


[20.17, 21/8/2023] Bambang Penulis: Assalamualaikum.

Saya Rosjida, peserta KBMN ingin bertanya :

1. Apa kelebihan ISBN dari QRCBN

2. Untuk karya (tulis) ilmiah yang menggunakan chat GPT apakah tidak diperbolehkan? Karena ada aplikasi yg bisa melacak chat GPT

3. Berapa prosentase plagiarism yang diperbolehkan?


 (1) Secara de facto buku tidak ada perbedaan. Secara de yure, untuk buku ber-ISBN bisa dinilaikan untuk kenaikan pangkat sesuai Pedoman Buku 4 PKG. (2) Kerja Chat GPT adalah menggunakan database yang tersimpan di internet source jadi kemungkinan terdeteksi plagiat lebih besar. Seyogyanya lebih aman menggunakan pola pikir sendiri, chat gpt dapat dipergunakan sebagai pemandu saja. (3) Setiap institusi berbeda-beda terkait % plagiarisme. Umumnya sih maksimal 15%. Demikian Bu Rosjida


 Bambang Penulis: Saya sudah melakukan penelitian mengenai Bunga Telang dan saya lihat ternyata di google itu sudah banyak yang melakukan penelitian ini, Pertanyaan nya, Apakah saya membuat karya ilmiah ini berdasarkan penelitian saya sendiri meskipundi google itu sudah banyak yang membuat penelitian ini

 Wa'alaikumsalam Ibu Sari. Wah luar biasa, kemarin dalam PGP A-7 bunga telang menjadi primadona kearifan lokal. Pada hakikatnya boleh Bu Sari seperti halnya para guru banyak meneliti metode yang sama namun disesuaikan dengan terminologinya masing-masing. Bu Sari bisa menambahkan hal-hal unik jika ingin mengekslor bunga telang tersebut karena beda tempat mungkin beda cara pengolahan dan sebagainya. Semangat Bu Sari.


Demikianlah kuliah malam ini . Terimakasih bapak Eko dan pak Bambang. semoga bahagia dan sehat selalu.

wassalamualaikum Warohmatuullahi wabarokatuh.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Darti Isyanti/Hari ke-2 : Produktif diusia senja

Darti Isyanti/ke- 6 : Teknik menulis untuk situs portal berita

Darti Isyanti, ke 23/ Merdeka menulis Omjay