Menembus batas


 Menembus batas

Entah mengapa, ataukah memang harus seperti ini. Handpone dan Laptop menemaniku dalam keseharian seolah tiada lelah. tamu silih ganti berdatangan untuk meminta sebuah keputusan. Belum lagi Hp yang berdering berteriak-teriak meminta diangkat. Maafkan aku Hp, karena aku lebih mementingkan orang yang dihadapanku. Silahkan watsaf bila mendesak. 

Udara malam sangat dingin walaupun saya tinggal di Jakarta, karena sore tadi hujan cukup untuk membasahi bumi yang kering. Waktu menunjukkan jam 12 malam, namun aku masih saja menekan tombol-tombol huruf dan angka di laptopku. Esok pagi padahal saya harus ikut rombongan teman kuliah enam tahun lalu. Enam tahun lalu kami setiap malam selalu bersama.

Saya menutup malam ini dengan hamdalah dan masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan. Dalam hati aku berkata "Maafkan aku anak dan suamiku, maafkan aku teman-teman baikku, waktu seolah mengejarku hingga aku tidak bisa menghabiskan waktu bersama". Entah apa yang ku kejar , entah apa yang ku cita-citakan sampai serasa aku tak memiliki waktu luang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Darti Isyanti/Hari ke-2 : Produktif diusia senja

Darti Isyanti/ke- 6 : Teknik menulis untuk situs portal berita

Darti Isyanti, ke 23/ Merdeka menulis Omjay