Darti Isyanti/ke 13: Kaidah pantun

Penulis: Darti Isyanti

Judul     : Kaidah pantun

Resume ke-13

Gelombang -29

Tanggal 24 Juli 2023


Nara sumber : Miftahul Hadi, S. Pd

Moderator     : Gina Dwi septiani, M. Pd




















Assalamu'alaikum wabarakatuh wabarakatuh. 
Malam ini senang sekali bisa kuliah bersama nara sumber pak Miftahul Hadi, S. Pd dan moderator ibu Gina Dwi septiani, M. Pd. Membahas mengenai kaidah pantun. 

Jalan-jalan ke Kota Yogyakarta 
Saking jauhnya  jadi kesasar
Jika ingin menjadi pintar
Tentulah harus rajin belajar 

Seperti biasa pertemuan ini  kita akan bagi  dalam 4 sesi
1. Pembukaan
2. Paparan materi melalu chat WA grup
3. Tanya jawab
4. Penutup


Bapak ibu hebat, berikut beberapa definisi mengenai pantun.
Mood
Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)

Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)

Selain untuk komunikasi sehari-hari, pantun juga dapat digunakan dalam
Sambutan pidato, menyatakan perasaan, lirik lagu, perkenalan maupun berceramah/dakwah.
Untuk mengembalikan Marwahnya, pantun memiliki fungsi antara lain Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.
 Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. 
Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat.  penyampaian pesan.

Ciri-ciri pantun :
* Satu bait terdiri atas empat baris
* Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata
* Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata
* Bersajak a-b-a-b
* Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang
*Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud





Tanggapan bu aripa muaro jambi

kain sutra berjejer dengan katun
akar keladi di dalam tanah
apa tanda insan yang santun
akal diisi ilmu berguna

Biji selasih jangan dimakan,
Batang tebu akar seruntun,
Terimakasih saya ucapkan,
Bapak ibu kelas kaidah pantun.
Pergi berkelah menjaja katun,
Saudagar Arab di tengah pekan,
Segala madah telah disusun,
Salah dan khilaf mohon dimaafkan.

Bersama Asih membeli ikan
Ikan Mas Kesukaan Iwan
Terima kasih saya ucapkan
Untuk Mas Miftah yang menawan
Demukianlah resume mengenai kaidah pantun. Wassalam warohmatulohi wabarakatuh. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Darti Isyanti/Hari ke-2 : Produktif diusia senja

Darti Isyanti/ke- 6 : Teknik menulis untuk situs portal berita

Darti Isyanti, ke 23/ Merdeka menulis Omjay