Darti hari ke 9 Bentengan

 7. Permainan bentengan 





Permainan bentengan dari Betawi sampai saat ini sangat disukai oleh anak-anak. Karena permainan ini dapat dimainkan dimana saja bahkan ditempat yang tidak luas. Permainan bentengan juga mudah dalam mencari alat permainannya dan dapat dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan hal ini diungkapkan oleh Tjahjaningtyas (2019: 83).

Permainan bentengan dikenal diseluruh Indonesia dengan nama yang berbeda-beda. Di Betawi permainan ini disebut permainan bentengan, di Jawa barat  disebut rerebonan, di jawa barat disebut pal-palan, jeg-jegan, dan prisprisan. Namanya berbeda-beda tapi cara memainkannya dan peraturannya sama. Untuk tujuannyapun sama dalam permainan bentengan  yaitu mempertahankan benteng sendiri dan menyerang benteng lawan.

Permainan bentengan adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu atau kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-8 orang. Masing-masing kelompok memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu, kursi, pohon atau pilar sebagai benteng. Permainan bentengan biasanya dilakukan di halaman yang luas dan benteng saling berhadapan. Benteng satu dengan yang lainnya berjarak cukup jauh 8-10 meter.

Masing-masing regu/kelompok mempertahankan dan menyerang benteng dengan cara menyentuh benteng lawan sambil meneriakkan benteng lawan dengan meneriakkan kata “benteng” dengan lantang. Regu yang berhasil menawan seluruh anggota lawan atau merebut benteng dianggap menang. Peraturan permainan bentengan menurut Tjahjaningtyas (2019: 84-85) yaitu:

a). Para pemain dibagi dalam 2 regu/kelompok, setiap regu terdiri dari 3-8 orang.

b). Setiap regu menentukan pohon, pilar, batu atau tiang listrik. Letak bentengan harus cukup jauh dengan bentengan lawan.

c).  Masing-masing melakukan suten untuk menentukan siapa yang berhak mendekati benteng lawan .

d). Pemenang suten misalnya (A) boleh mendekati lawan dari berbagai arah. Ia boleh mendekati benteng lawan dan jangan sampai dirinya tersentuh oleh regu lawan.

e).  Sementara itu, para pemain regu B yang kalah suten melindungi bentengnya jangan sampai tersentuh oleh regu A yang mendekati benteng.

f). Jika salah satu anggota regu A terlalu mendekat dengan benteng maka salah satu atau beberapa anggota (B) boleh melepaskan tangannya dari bentengnya dan kemudian mengejar anggota dari regu A. Kejar mengejar ini berlangsung dengan sangat seru karena satu pihak berusaha menyentuh sementara fihak lain berusaha agar tidak tersentuh.

g). Jika anggota regu A meninggalkan benteng terlebih dahulu dan tersentuh anggota regu B yang mengejarnya maka A akan menjadi tawanan dan harus dibawa ke benteng B. Di markas regu B, ia(A) menunggu dibebaskan oleh regu A.

h). Untuk dapat membebaskan tawanan rekan sesama regu A, maka A harus menyentuh bentengnya terlebih dahulu sebelum maju mendekat benteng lawan, karena ketentuan penawan dan tertawan di tentukan waktu akhir menyentuh benteng mereka masing-masing.

i). Sementara itu anggota regu lain boleh saling menyerang lawan dengan menyentuh benteng tanpa tersentuh oleh anggota.

j). Regu/kelompok dinyatakan menang apabila dapat menyentuh benteng lawan lebih dahulu atau dapat menawan semua anggota  pihak lawan. Permainan bentengan akan berakhir bila salah satu kelompok meneriakkan kata “benteng”.

Dalam permainan bentengan nilai-nilai yang dapat dikembangkan yaitu kejujuran, kerjasama, kekompakan,ketangkasan, problem solving, lebih cinta kepada alam, bernalar kritis dan setia kawan. Permainan bentengan dapat dilihat pada youtube sebagai https://youtu.be/q5cqM5VVHeM.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DartiIsyanti/ ke 15: Menyusun buku Secara Sistematis

Darti Isyanti ke 30: Menulis buku mayor

Darti Isyanti/ Hari ke -1: Menulis setiap hari