Darti hari ke 17- Permain Tumbuk batu

 16. Permain Tumbuk batu 


                                    Gb. nak-anak sedang bermain tumbuk batu

Permainan tumbuk batu berasal dari Betawi. Permainan ini disebut juga dengan permainan tumbuk uang, Permainan ini disebut juga permainan cublak-cublak suweng di Jawa tengah. Permainan ini dilakukan di teras, atau di tempat yang teduh. Permainan tumbuk batu biasanya dilakukan oleh anak perempuan  yang berusia 6-10 tahun. nama tumbuk-tumbuk batu berasal dari kegiatan ibu-ibu yang menumbuk padi menjadi beras. cara memainkan permainan ini adalah sebagai berikut:

  1. Permainan dimulai dengan hompimpah dan untuk menentukan penjaga maka dilakukan suten.

  2. Pemain yang kalah menjadi penjaga dengan menelungkupkan tubuhnya di atas lantai seperti bersujud dan memejamkan mata. Kepalanya tidak boleh menengok ke kanan atau ke kiri.

  3. Pemain meletakkan tangannya diatas punggung penjaga dengan posisi terbuka.

  4. Salahsatu peserta memegang kerikil atau benda kecil yang di berikan kepada pemain secara bergantian sambil bernyanyi. Nyanyian dari tumbuk batu adalah sebagai berikut: 

Sibrak-sibarak uang.

Uangnya ambu titi ambu tata.

Jenggal jenggul.

Te ... te ... gate.

Cap gule cap manisan.

Dahar eee te' dar manisan.

Tembutu-tembutu …

Tembutu-tembutu …

Tembutu-tembutu …

Celata celutu….

Sale sale pegang batu

Di depan pintu.

 

Ada pula versi lainnya dengan perbedaan di bait pertama:

Tumbuk-tumbuk uang….

Uangnya ami arum …

Rum selilitum

Sembayang tepekang …

Buka satu dari bawah …

  1. Setiap satu bait lagu selesai maka pemain memberikan batu keteman di sebelahnya secara bergantian dan meneruskan bernyanyi sampai pada syair  celata celutu sale sale pegang batu di depan pintu.

  2. Penjaga kemudian bangkit dan menebah pemegang batu, apabila penjaga berhasil menebak maka penjaga bergantian dengan pemegang batu terakhir. Namun apabila batu tidak tertebak maka penjaga melanjutkan menjaga dan begitu seterusnya sampai permainan disepakati selesai.

Dalam permainan tumbuk batu peserta diajarkan untuk bekerjasama, menguji intuisi, ulet, jujur dan dapat bernyanyi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DartiIsyanti/ ke 15: Menyusun buku Secara Sistematis

Darti Isyanti ke 30: Menulis buku mayor

Darti Isyanti/ Hari ke -1: Menulis setiap hari